
Langkah-Langkah Membuat Site Plan yang Efektif : Membuat site plan melibatkan beberapa tahapan perencanaan yang detail dan sistematis. Berikut adalah proses cara membuat site plan yang umum dilakukan.
1. Pemilihan Lokasi
Tahap ini adalah langkah awal yang penting, karena pemilihan lokasi mempengaruhi desain site plan secara keseluruhan. Dalam memilih lokasi, faktor-faktor seperti aksesibilitas, kondisi lingkungan, topografi, dan regulasi zona setempat harus dipertimbangkan.
Pasalnya, lokasi yang sesuai akan mendukung fungsi proyek dan mempermudah proses perencanaan berikutnya.
Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa area pembangunan harus menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat atau dokumen perencanaan lainnya yang berlaku.
2. Persiapan Perencanaan
Tahap persiapan perencanaan meliputi pengumpulan data dan analisis lahan, termasuk pengukuran luas area, analisis topografi, kondisi iklim, serta syarat regulasi setempat.
Pada tahap ini, pengembang mengumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk memahami batasan dan potensi lahan sehingga dapat dirancang dengan optimal. Data ini menjadi dasar untuk perencanaan tata ruang, sistem drainase, akses, dan elemen penting lainnya.
3. Perencanaan Kavling
Perencanaan kavling adalah proses mengatur pembagian lahan menjadi beberapa bagian atau kavling sesuai dengan kebutuhan proyek, misalnya untuk area perumahan, komersial, atau fasilitas umum.
Setiap kavling dipetakan dan disesuaikan agar sesuai dengan aturan tata ruang, seperti jarak antar bangunan, akses jalan, dan ruang terbuka hijau. Tahap ini juga memastikan bahwa setiap kavling memiliki aksesibilitas yang baik dan sesuai dengan rencana tata ruang yang ditentukan.
4. Perancangan Site Plan
Dalam tahap perancangan site plan, pengembang perlu menentukan intensitas penggunaan lahan untuk bangunan, termasuk menetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), serta Koefisien Daerah Hijau (KDH).
Langkah ini bertujuan agar lahan digunakan secara optimal tanpa melanggar ketentuan mengenai luas bangunan, jumlah lantai, dan area hijau yang harus disediakan.
Selanjutnya, perhitungan perbandingan antara total luas lantai bangunan dan luas lahan juga perlu dilakukan untuk mengontrol kerapatan antar bangunan dan kepadatan penduduk. Selain itu, area hijau perlu dipertimbangkan dan dialokasikan sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekologis di kawasan tersebut.
5. Pengesahan Site Plan
Setelah site plan dirancang, langkah berikutnya adalah pengajuan untuk mendapatkan persetujuan dari instansi pemerintah atau dinas terkait. Pada tahap ini, dokumen site plan yang telah disiapkan sesuai format resmi, diajukan bersama dokumen pendukung lainnya.
Persetujuan dari otoritas terkait diperlukan untuk memastikan bahwa site plan sesuai dengan regulasi dan dapat dilaksanakan. Site plan baru dapat digunakan sebagai panduan dalam pembangunan setelah mendapat pengesahan resmi.
Contoh Site Plan
Untuk memberikan Anda gambaran yang lebih jelas, berikut contoh-contoh gambar site plan untuk beberapa tipe proyek pembangunan, seperti perumahan, apartemen, dan ruko komersial.
1. Contoh Site Plan Perumahan

2. Contoh Gambar Site Plan Apartemen

3. Contoh Site Plan Ruko Komersial

No responses yet